PRIVATISASI DAN SWASTANISASI SEKTOR PENDIDIKAN

membaca2Privatisasi atau bisa dibilang melemahnya peran negara dalam sektorpelayanan publik tak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang.Dan negara yang terlibat utang sangatlah rumit dan tergolong sulit untuk lepas.Sedangkan utang luar negeri Indonesia jauh lebih besar dari pada anggarannya itulah yang membuat adanya privatisasi. Akibatnya sector pendanaan yang digunakan untuk dana pendidikan turut ikut menjadi korban demi menutup hutang negara. Sekarang sekolah dibebaskan mencari modal untuk diinvestasikan dalam operasional pendidikan layaknya di dalam perusahaan. Kejadian tersebut sama halnya dengan menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraan terhadap pasar. Maksudnya disini bahwa setiap sekolah akan mulai bersifat mandiri dan menentukan sendiri biaya penyelenggaraan untuk pendidikan.
Dengan begitu setiap sekolah tentu saja akan mematok biaya setinggi-tingginya untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untuk menikmati pendidikan berkualitas akan terbatasi dan masyarakat semakin terkotak-kotak berdasarkan status sosial, antara yang kaya dan miskin. Sehingga dari situlah mulai timbul kesenjangan social antar status social yang ada.Dan itu sangatlah tidak baik terjadi. Walaupun begitu pemerintah tetap berencana untuk semua satuan pendidikan kelak akan menjadi badan hukum pendidikan (BHP) yang wajib mencari sumber dananya sendiri. Hal ini berlaku untuk seluruh sekolah negeri, dari SD hingga perguruan tinggi.Meskipun banyak yang berargumen bahwa pendidikan itu membutuhkan biaya mahal itu hanya berlaku di Indonesia saja. Sedangkan di negara-negara luar yang pendidikannya bermutu namun biaya pendidikannya rendah dan bahkan kan ada yang menggratiskan biaya pendidikan.

hjghh
Kita mengetahui bahwa pendidikan yang bermutu tidaklah murah dan gratis.Tetapi seharusnya itu bisa dan mungkin terjadi.Dan sebenarnya yang berkewajiban untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan demi mendapatkan pendidikan yang bermutu adalah pemerintah.Akan tetapi, kenyataannya Pemerintah justru ingin berpaling dari tanggung jawab itu. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk angkat tangan dalam masalah ini.

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS

masalah-peningkatan-mutu-pendidikan-1-638Pendidikan merupakan sesuatu kebutuhan yang berguna bagi kehidupan setiap manusia baik itu dalam kehidupan social ataupun dunia bisnis dan pekerjaan. Pendidikan sendiri bertujuan untuk membangun karakter bangsa yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Dan itu sangat penting digunakan untuk memasuki dunia pekerjaan yang sangat diinginkan dan sesuai dengan keinginan tentunya.Namun, pendidikan saat ini tidak mencerminkan dari tujuan dan fungsi pendidikan itu sendiri.Karena kita mengetahui bahwa di Indonesia masih belum bisa optimal dan sesuai. Kebanyakan setiap proses pembelajaran demi mewujudkan suatu pendidikan tidaklah lagi mempunya makna untuk saat ini. Itu terjadi jika seseorag hanya berfikir untuk bagaimana agar kita bisa mendapatkan nilai yang baik dan memuaskan.Semua itu memanglah penting namun juga sangat bisa membuat keterlambatan dalam hal pola pikir.
Keterlambatan pola pikir itu terjadi akibat pendidikan yang salah dan itu sangat berbahaya bagi pembentukan karakter bangsa.Untuk itulah, demi mengatasi masalah ini system dalam suatu pendidikan seharusnya dibetulkan atau bahkan diubah menjadi jauh lebih baik lagi.Pendidikan seharusnya tidak memaksakan kehendak untuk para siswa paham dan harus mampu menguasai materi yang disampaikan. Dari situlah siswa tidak merasa tertekan atau terbebani saat menerima materi saat proses kegiatan pembelajaran dilangsungkan. Dan dengan ini juga mereka bisa mengembangkan potensi diri mereka sejak kecil.fdrdr
Tidak hanya itu, untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas guru juga turut berperan penting.Kualitas dan profesionalitas guru juga sangat dituntut penting dan dibutuhkan.Dan seorang guru juga harus sadar bahwa menjadi seorang guru bukan hanya semata-mata untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhannya sendiri, melainkan juga untuk meningkatkan kualitas murid yang didiknya.Jika semua tu sudah terpenuhi dan terlaksanakan, bukan tidak mungkin untu menciptakan pendidikan yang berkualitas.Oleh karena itu, marilah kita berusaha tingkatkan pendidikan agar menjadi berkualitas dan bisa membentuk karakter bangsa yang diakui di mata dunia.

,PEMERINTAH DAN SOLUSI MASALAH PERMASALAHAN PENDIDIKAN

wajah-pendidikanMengenai pendidikan, perhatian pemerintah sangatlah minim sekali.Itu terbukti dari semakin banyaknya permasalahan penddikan dari tahun ke tahun yang terus saja selalu berkembang.Seperti rendahnya kualitas siswa dalam hal pendidikan, tingkat profesionalitas guru yang menurun, serta biaya guna menunjang pendidikan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan sehingga cenderung mahal.Meskipun begitu, usaha yang dilakukan pemerintah kuranglah maksimal dalam hal tersebut sehingga semakin lama masalah ini terus saja berkembang.yang akan membuat dampak bagi pendidikan semakin kacau dan mengalami keterpurukan. Untuk itulah dibutuhkan suatu penyelesaian pendidikan demi mengatasi permasalahan ini.Namun, penyelesaian yang dimaksud saat ini adalah suatu penyelesaian yang dilakukan tidak secara terpisah-pisah melainkan harus ditempuh secara menyeluruh dengan langkah atau tindakan yang jelas.
Namun, jika usaha itu hanya dilakukan oleh pemerintah saja tidak akan bisa terpenuhi. Karena membangun kepercayaan masyarakat jugalah sangat penting untuk dilakukan pemerintah.Dengan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, karena kurangnya koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah juga masyarakat bisa membuat adanya masalah baru dalam dunia pendidikan. Pemerintah harus lebih mementingkan koordinasi dalam mewujudkan pendidikan yang akan membawa bangsa ini agar memiliki sumber daya manusia yang lebih baik lagi dan unggul dalam berkompetensi tentunya. Apalagi di era perkembangan teknologi yang semakin canggih ini yang menuntut usia anak-anak remaja untuk selalu tahu agar tidak terkesan ketinggalan.fd
Dan dari situlah ada yang memang benar-benar mendapatkan ilmu dari teknologi tersebut dan ada pula yang menggunakannya untuk disalah gunakan yang akibatnya mengorbankan dirinya sendiri sebagai terkorban karna ulahnya.Dari situlah pemerintah memperketat pemasaran tersebut sesuai usianya agr tidak terjadi hal itu. Dan bila pemerintah lengah suatu saat , dan orang tua tidak bisa melakukan apa-apa maka bersiap-siaplah untuk melihat anak-anaknya menjadi korban keganasan globalisasi.
Dengan kondisi tersebut, bila tidak ada perubahan kebijakan yang signifikan, sulit bagi bangsa ini keluar dari masalah-masalah pendidikan yang ada, apalagi bertahan pada kompetisi di era global.Untuk itulah perbaiki diri mulai saat ini agar menciptakan karakter yang baik dan berguna dan tidak mempersulit pemerintah tentunya.

PERAN PENDIDIKAN DALAM MEMBANGUN KARAKTER BANGSA

gthhhPendidikan merupakan suatu kelangsungan hidup seseorang menuju kejalan yang lebih baik lagi agar bisa berguna nantinya.Apalagi di era pembangunan ini pendidikan sudah menjadi makanan utama.Yang membuat pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk pembangunan.Dan pembangunan itu selalu disesuaikan dengan adanya perkembangan zaman dari tahun ke tahun.Sehingga selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Itulah sebabnya pendidikan begitu dibutuhkan disini. Di dalam karakter suatu bangsa tidaklah sama antara satu dengan yang lainnya. Sedangkan karakter bangsa itu sendiri merupakan gagasan besar yang diungkapkan oleh para pencetus bangsa sehingga menyangkut kesamaan pemahaman yang sangat penting untuk kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa.
Membangun karakter itu sendiri adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaikidan membentuk manusia atau masyarakat dan tingkah laku yang baik berdasarkan nilai-nilai pancasila dan norma-norma yang ada. Namun, itu semua belumlah terjaga dengan baik sehingga hasilnya belum optimal.Pengembangan karakter bangsa seharusnya dimulai dari pengembangan karakter dan kompetensi dasar agar berfikiran dan memiliki perilaku baik. Lalu penyaringan budaya budaya yang kurang sesuai dengan norma dan nilai-nilai luhur pancasila. Itu dapat dilakukan dengan melalui pendidikan baik itu berasal dari masyarakat, sekolah, rumah, atau media-media lainnya yang mendukung proses tersebut.fdrdr
Oleh karena itu pendidikan untuk membangun karakter bangsa bukan sekedar mengajarkan mana hal yang benar dan mana hal yang salah, tetapi lebih dari itu. Pendidikan dalam hal ini pendidikan bisa bertujuan untuk menanamkan kebiasaan tentang hal mana yang baik sehingga mampu membuat peserta didik jauh lebih paham akan nilai yang baik dan bisa merasakan lalu langsung menerapkannya. Sehingga pendidikan harus dijadikan salah satu prioritas penting dalam pembangunan negeri ini.

KURIKULUM KEMBALI KE ASAL

hhhggSetiap sekolah pasti mengingingkan agar peserta didiknya nanti bisa tumbuh dan berkembang menjadi sosok yang lebih mampu mewujudkan sebuah harapan.Dan seluruh harapan itu menjadi satu kesatuan dan disebut dengan kurikulum. Dan kebanyakan dari sekolah-sekolah yang lain menggunakan metode kurikulum 2013. Tapi, banyak diantara para sekolah-sekolah juga tidak setuju dengan penggunaan kurikulum 2013.Begitu pula dengan para orang tua wali murid.Sehingga Menteri Kebudayaan, Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia yang secara tegas menghentikan penggunaan Kurikulum 2013 mulai semester genap tahun ajaran ini dan kembali memberlakukan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Dan kedua kurikulum tersebut baik itu kurikulum 2013 atau KTSP tidak bisa dinilai secara akademik kedua hal tersebut.
Kurikulum, kurikulum, dan kurikulum yang terus saja menjadi permasalahan dan selalu di perdebatkan. Di Indonesia, terutama pendidikan haruslah maju demi perkembangan dan kemajuan negerinya. Untuk itulah peran kurikulum sangatlah penting sebagai penunjang kelangsungan proses tersebut. Secara sederhana, pendidikan harus mengajarkan hal tentang dirinya, tentang lingkungannya, tentang kesemestaannya yang pada akhirnya akan bermuara pada pengetahuan Kemahaluasan Tuhan dan Kesemestaan penciptaan-Nya. Pendidikan juga merupakan suatu usaha sadar yang dilakukan manusia dalam sebuah kelembagaan dengan tujuan untuk mendekatkan manusia pada tingkat yang bisa dibilang kesempurnaan.Oleh karena itu pendidikan dan kurikulum mempunyai keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Berubahnya suatu kurikulum, maka pendidikan dan proses pembelajarannya pun juga akan berubah. Sehingga antara pendidikan dan kurikulum tidak bisa dipisahkan.Dengan anggapan itulah lalu munculnya nggapan bahwa kurikulum juga sebagai instrument mutu pendidikan yang bagi peserta didik jika diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikan.Dan kurikulum 2013 yang sekarang sebagai bagian dari intervensi peningkatan mutu pendidikan, tentu tidak bisa bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Oleh karena itu, SKL menjadi rujukan ketika Kurikulum 2013 diterapkan, termasuk tujuh standar nasional pendidikan lainnya.
Demikian juga dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tetap menjadi bagian Kurikulum 2013.Satuan pendidikan tetap mempunyai kewenangan untuk mengembangkan kurikulum sendiri yang sesuai dengan kondisi satuan pendidikan tersebut.Namun satuan pendidikan harus merujuk pada kerangka dasar dan struktur kurikulum jika harus mengembangkan kurikulum sendiri.Ketentuan untuk merujuk pada kerangka dasar dan struktur kurikulum tu sendiri.Dan itu bisa membuat ketidaksetaranya kurikulum yang digunakan yang dapat berakibat terhambatnya suatu proses kegiatan belajar mengajar. Kecenderungan ini terjadi karena adanya perbedaan kompetensi guru, sehingga ada satuan pendidikan yang mengadopsi kurikulum dari satuan pendidikan atau contoh dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan, tanpa melakukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi satuan pendididkan tempat guru tersebut mengajar.

Artikel Kurikulum 2013: Hasil Evaluasi dan Riwayatmu Kini

Kurikulum 2013 yang pada awalnya disebut-sebut sebagai kurikulum yang dirancang untuk mempersiapkan generasi emas dan digadang-gadang mampu bertahan hingga puluhan tahun ke depan, tampaknya saat ini sedang dipertanyakan keberlangsungannya.
Mendikbud, Anies Baswedan, setelah mempertimbangkan rekomendasi Tim Evaluasi Implementasi Kurikulum 2013 yang dibentuknya, akhirnya memutuskan 3 (tiga) opsi terhadap nasib Kurikulum 2013, sebagaimana tercantum dalam Surat Edaran Nomor: 179342/MPK/KR/2014 yang ditujukan untuk seluruh Kepala Sekolah di Indonesia. Berikut ini kutipan ketiga opsi tersebut:
1. Menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah yang baru menerapkan satu semester, yaitu sejak Tahun Pelajaran 2014/2015. Sekolah-sekolah ini supaya kembali menggunakan Kurikulum 2006. Bagi Ibu/Bapak kepala sekolah yang sekolahnya termasuk kategori ini, mohon persiapkan sekolah untuk kembali menggunakan Kurikulum 2006 mulai semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015. Harap diingat, bahwa berbagai konsep yang ditegaskan kembali di Kurikulum 2013 sebenarnya telah diakomodasi dalam Kurikulum 2006, semisal penilaian otentik, pembelajaran tematik terpadu, dll. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi guru-guru di sekolah untuk tidak mengembangkan metode pembelajaran di kelas. Kreatifitas dan keberanian guru untuk berinovasi dan keluar dari praktik-pratik lawas adalah kunci bagi pergerakan pendidikan Indonesia.
2. Tetap menerapkan Kurikulum 2013 di sekolah-sekolah yang telah tiga semester ini menerapkan, yaitu sejak Tahun Pelajaran 2013/2014 dan menjadikan sekolah-sekolah tersebut sebagai sekolah pengembangan dan percontohan penerapan Kurikulum 2013. Pada saat Kurikulum 2013 telah diperbaiki dan dimatangkan lalu sekolah-sekolah ini (dan sekolah-sekolah lain yang ditetapkan oleh Pemerintah) dimulai proses penyebaran penerapan Kurikulum 2013 ke sekolah lain di sekitarnya. Bagi Ibu dan Bapak kepala sekolah yang sekolahnya termasuk kategori ini, harap bersiap untuk menjadi sekolah pengembangan dan percontohan Kurikulum 2013. Kami akan bekerja sama dengan Ibu/Bapak untuk mematangkan Kurikulum 2013 sehingga siap diterapkan secara nasional dan disebarkan dari sekolah yang Ibu dan Bapak pimpin sekarang. Catatan tambahan untuk poin kedua ini adalah sekolah yang keberatan menjadi sekolah pengembangan dan percontohan Kurikulum 2013, dengan alasan ketidaksiapan dan demi kepentingan siswa, dapat mengajukan diri kepada Kemdikbud untuk dikecualikan.
3. Mengembalikan tugas pengembangan Kurikulum 2013 kepada Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Pengembangan Kurikulum tidak ditangani oleh tim ad hoc yang bekerja jangka pendek. Kemdikbud akan melakukan perbaikan mendasar terhadap Kurikulum 2013 agar dapat dijalankan dengan baik oleh guru-guru kita di dalam kelas, serta mampu menjadikan proses belajar di sekolah sebagai proses yang menyenangkan bagi siswa-siswa kita.
Dalam isi surat edaran tersebut, Anis Baswedan menegaskan pula bahwa kunci untuk pengembangan kualitas pendidikan adalah pada guru. Kita tidak boleh memandang bahwa pergantian kurikulum secara otomatis akan meningkatkan kualitas pendidikan.
Atas keputusan yang tergolong berani ini, ternyata mendapat respons yang beragam di masyarakat, khususnya dari para guru. Dalam halaman Kemendikbud di situs jejaring FaceBook, terdapat ribuan orang berkomentar atas pemberitaan tentang keputusan Mendikbud di atas. Ada yang berkomentar tentang ketidaksetujuannya atas keputusan tersebut, tetapi jauh lebih banyak yang memberikan respons positif.

Dampak positif dan negatif jejaring sosial bagi anak dan remaja.

Situs jejaring sosial yang marak belakangan ini seperti facebook, twitter dan google plus adalah produk-produk teknologi yang kini sedang digemari banyak kalangan termasuk anak-anak dan remaja. Dengan layanan ini kita dapat berkomunikasi dengan teman lama, memperluas jaringan pertemanan, ataupun sekedar mengetahui keadaan atau status teman atau kerabat.
Di sinilah pentingnya peranan semua pihak baik orang tua, institusi pendidikan, pemerintah dan masyarakat untuk mengawasi anak, remaja dan muridnya, khususnya bagi yang masih dibawah umur untuk membekali mereka menghadapi perkembangan teknologi. Kita seharusnya memberikan edukasi kepada anak tentang bagaimana menyikapi perkembangan teknologi yang sangat cepat untuk digunakan semaksimal mungkin untuk kegiatan positif. Jejaring sosial juga mempunyai dampak yang positif dan juga dampak negatif.
Dampak positif jejaring sosial :

1. Anak dan remaja dapat belajar mengembangkan ketrampilan teknis dan sosial yang sangat dibutuhkan di era digital seperti sekarang ini. Mereka akan belajar beradaptasi, bersosialisasi dengan publik dan mengelola jaringan pertemanan.

2. Memperluas jaringan pertemanan. Berkat situs jejaring sosial ini anak menjadi lebih mudah berteman dengan orang lain di seluruh dunia. Meskipun sebagian besar diantaranya tidak pernah mereka temui secara langsung.
3. Anak dan remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena mereka berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain.

4. Situs jejaring sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat, perhatian dan empati. Misalnya memberikan perhatian saat ada teman mereka berulang tahun, mengomentari foto, video dan status teman mereka, menjaga hubungan persahabatan meski tidak dapat bertemu secara fisik.
Dampak negatif jejaring sosial :

1. Anak dan remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat pemahaman bahasapun menjadi terganggu. Jika anak terlalu banyak berkomunikasi di dunia maya.

2. Situs jejaring sosial akan membuat anak dan remaja lebih mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di sekitar mereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal ini dapat mengakibatkan menjadi kurang berempati di dunia nyata.

3. Bagi anak dan remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di situs jejaring sosial. Hal ini membuat mereka semakin sulit untuk membedakan antara berkomunikasi di situs jejaring sosial dan di dunia nyata.

4. Situs jejaring sosial adalah lahan yang subur bagi predator untuk melakukan kejahatan. Kita tidak akan pernah tahu apakah seseorang yang baru kita dikenal anak kita di internet menggunakan jati diri yang sesungguhnya atau tidak.

Artikel 8 Trik mudah agar anak gemar membaca

Menumbuhkan kegemaran membaca pada anak tidak lah mudah. Apalagi saat ini banyak bermunculan gadget dengan berbagai permainan yang menarik. Buku bisa menjadi hal yang membosankan bagi anak sehingga mereka cenderung memilih gadget.

Berikut kami beri beberapa trik agar anak hobi membaca :
1. Beri tahu tentang pentingnya membaca untuk masa depan. Jika anak-anak Anda tidak ingin pergi ke toko buku dan membeli buku katakan bahwa membaca akan memperluas wawasan. Anda tidak perlu memaksa anak untuk membaca ensiklopedia yang tebal. Biarkan dia memilih jenis buku yang sekiranya menarik.
2. Beri hadiah pada anak berupa buku. Jika biasanya Anda memberi hadiah pada anak berupa mainan atau boneka, ganti lah dengan buku. Cara ini efektif untuk mengajari anak mencintai buku. Kalau Anda memberi buku tentang serangga, katakan padanya jika buku tersebut dapat menambah pengetahuan seputar kehidupan serangga yang menarik.
3. Bacalah buku-buku di depan mereka. Perilaku anak biasanya dipengaruhi oleh orang tua. Untuk menumbuhkan membaca sebagai kebiasaan, pastikan Anda membaca buku di depan mereka. Gunakan waktu luang untuk membaca. Anak Anda akan melihat kebiasaan tersebut dan lama kelamaan akan meniru aktivitas Anda.
4. Gunakan e-book. Selain buku dalam wujud nyata, Anda bisa mengenalkan buku elektronik pada anak. Mungkin selama ini anak Anda lebih rajin bermain game di komputer daripada membaca. Penggunaan e-book lebih efektif, karena anak tetap dapat membaca tanpa harus beranjak dari komputer atau game kesayangannya.
5. Beri tahu manfaat membaca. Agar anak hobi membaca, terus beri tahu pada mereka bagaimana membaca akan membantu kehidupan. Gunakan contoh praktis untuk menunjukkan kepada mereka pentingnya membaca. Sebagai contoh, beri tahu mereka bagaimana Anda tahu sebuah jawaban dalam tes perguruan tinggi Anda hanya karena dari hobi bacaan Anda. Jelaskan pada mereka bagaimana membaca bisa bermanfaat dalam kehidupan.
6. Beri reward untuk anak yang rajin membaca.Anda bisa menggunakan trik lama agar anak mau membaca. Misalnya, Anda bisa menjanjikan anak bahwa Anda akan mengajak dia ke taman hiburan jika dia membaca dua buku dalam bulan ini. Anak akan menjadi lebih semangat membaca buku.
7. Menghabiskan waktu di perpustakaan. Gunakan Sabtu atau Minggu untuk mengajak anak-anak Anda ke perpustakaan atau toko buku dan biarkan mereka menghabiskan waktu satu hingga dua jam di area buku anak. Mereka tentu akan hanya melihat tumpukan buku di sana, mau tidak mau dia akan ikut membaca. Lakukan kebiasaan ini secara rutin untuk menumbuhkan kegemaran membaca.
8. Buat rak buku kecil di kamar anak Anda. Siapkan rak buku kecil di kamar anak dan isi dengan buku bacaan, bisa ensiklopedia, komik atau buku dongeng. Anak Anda kemungkinan akan mengambil sebuah buku acak untuk membaca ketika dia atau dia bosan dan tidak ada lagi yang harus dilakukan. Kebiasaan membaca harus ditanamkan sejak dini .

Artikel Pendidikan Moral yang ada di Masyarakat

Tawuran antar pelajar untuk kesekian kalinya terjadi di Ibukota dan kali ini sampai merenggut korban jiwa. Kejadian ini mengguncang nurani dan akal budi kita sebagai bangsa yang berbudi pekerti. Rusaknya peradaban bangsa dalam sejarah perkembangan tatanan sosial masyarakat telah lama berusaha diperbaiki dan tentunya untuk saat ini telah lebih maju untuk menerapkan konsep kehidupan yang lebih beradab dalam membentuk hubungan sosial kemasyarakatan.
Dunia pendidikan sebagai tempat mencetak generasi intelektual tentu sangat sadar betul eksistensi dan perannya untuk semakin mencerdaskan anak bangsa agar menjadi generasi berkualitas dan mampu membangun bangsa ini lebih maju, mampu bersaing dan bertahan di masa mendatang.
Di media pemberitaan juga sering kita dengar adanya berbagai kasus korupsi yang berasal dari kaum intelektual, terpelajar, bahkan juga dari para pemimpin/birokrat, aparat hukum yang tersandung korupsi. Kondisi mental korup ini diarahkan pada gagalnya pembinaan budi pekerti secara individu maupun kolektivitas sehingga upaya pemberantasan korupsi yang sedang getol diperjuangkan pemerintah selalu menghadapi tantangan yang tidak mudah.
Dunia pendidikan sedang dilanda cobaan untuk menguji seberapa jauh efektifitasnya dalam mendidik anak bangsa ini hingga tidak sekedar cerdas secara intelektual namun juga cerdas secara emosional, memiliki nurani dan budi pekerti dalam menerapkan ilmu dan pengetahuannya secara benar dan tidak menyimpang. Keberpihakan pada konsep kebenaran dapat mengacu pada konsep hukum positip yang berlaku, kebenaran agama karena negeri ini negeri yang berKetuhanan, serta norma luhur warisan para pendahulu bangsa baik berupa adat tata krama, norma sopan santun dan penghormatan pada asas universal terhadap hak asasi manusia.
Krisis budi pekerti memang tidak dapat diselesaikan hanya di lingkup pendidikan karena para pelajar hidup secara nyata di lingkungan keluarga dan masyarakatnya. Namun demikian lembaga pendidikan dibentuk dan dibuat memang dipersiapkan tidak sekedar mengasah otak, namun juga secara disadari maupun tidak, secara langsung atau tak langsung juga memiliki kewajiban mengasah kepribadian dan karakter anak didiknya.
Dalam pernyataan visi dan misi sekolah, selalu dapat dirasakan motivasi luhur dunia pendidikan untuk mengedepankan pembinaan akhlak dan karakter anak didiknya disamping mencerdaskan keilmuannya. Tak dapat disangkal lagi pilar pendidikan menjadi penting sehingga Pemerintah tidak tanggung-tanggung mengucurkan anggarannya untuk kemajuan dunia pendidikan, termasuk memberikan kesejahteraan yang lebih layak melalui biaya tunjangan pendidikan pada guru dan dosen, lebih dari sekedar profesi pegawai pada umumnya. Ini artinya negara, bangsa dan masyarakat memang sangat berharap banyak bertumpu pada dunia pendidikan untuk mengawal, membekali dan membimbing anak didiknya agar menjadi generasi yang cerdas dan mampu memperoleh kehidupan dan penghidupan secara layak.
Situasi kehidupan sosial masyarakat yang dirasakan sekarang adalah buah dunia pendidikan yang telah terlaksana mungkin 20 hingga 30 tahun yang lalu, dan pendidikan yang sekarang akan mulai dirasakan dampaknya untuk waktu yang panjang kedepan. Teruji tidaknya kehandalan bangsa ini sangat bergantung dari bagaimana menciptakan generasi terdidik dan terlatih yang handal. Dunia pendidikan menjadi investasi masa depan bangsa yang sangat penting bagi keberlanjutan keunggulan suatu bangsa.
Bagaimana dengan moral dan budi pekerti? Cukupkah akan disandarkan pada keyakinan agama masing-masing atau membutuhkan instrumen khusus dalam membentuk generasi bermoral dan berbudi pekerti luhur. Untuk menjawab pertanyaan ini tentunya perlu sangat cermat dan berhati-hati, karena meskipun moral dan budi pekerti selalu ada kaitannya dengan iman dan keyakinan seseorang dalam mematuhi ajaran agama, tetapi dalam praktek hubungan antar manusia dengan manusia terdapat aturan yang sangat aplikatif yang telah diatur oleh norma hukum dan norma lainnya yang berakar dan bersumber dari kearifan lokal bangsa kita. Aturan dan norma tadi karena disusun oleh bangsa yang berkeTuhanan maka secara esensial (konsepsi dasar) akan mengacu pada keyakinan ajaran keTuhanan yang secara tegas melarang perbuatan jahat, tercela dan menganjurkan perbuatan baik dan benar dalam tata pergaulan di masyarakat.

Artikel Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

tumblr_n4jaflGrQm1s9wlceo1_500Penggunaan pembelajaran kooperatif seharusnya mengikuti langkah-langkah atau prosedur tertentu dalam penggunaannya. Hal ini dimaksudkan agar penggunaan pembelajaran kooperatif dapat efektif meningkatkan kemampuan belajar dan hasil belajar siswa. Karli dan Yuliariatiningsih (2002: 72) mengemukakan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: Guru merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai.
Guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam belajar secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil. Guru mengarahkan dan membimbing siswa baik secara individu maupun kelompok. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempersentasekan hasil kerjanya. Keempat langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif di atas diuraikan sebagai berikut:
1) Guru merancang pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai oleh guru sesuai dengan tuntutan materi pembelajaran. Guru juga menetapkan sikap dan keterampilan-keterampilan sosial yang diharapkan dapat dikembangkan oleh guru selama berlangsungnya proses pembelajaran. Selain itu, guru juga mengorganisir materi tugas-tugas yang dikerjakan bersama-sama dalam dimensi kerja kelompok oleh siswa melalui keaktifan semua anggota kelompok.
2) Guru merancang lembar observasi kegiatan siswa dalam belajar secara bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil. Dalam penyampaian materi pelajaran, pemahaman dan pendalamannya akan dilakukan siswa ketika belajar secara bersama-sama dalam kelompok. Pemahaman dan konsepsi guru terhadap siswa secara individual sangat menentukan kebersamaan dari kelompok yang dibentuk oleh guru dalam proses pembelajaran.
3) Dalam melakukan kegiatan observasi terhadap siswa, guru mengarahkan dan membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok, dalam pemahaman materi maupun mengenai sikap dan perilaku siswa selama berlangsungnya proses pembelajaran.
4) Langkah selanjutnya adalah guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempersentasekan hasil kerjanya. Guru juga memberikan penekanan terhadap nilai, sikap, dan perilaku sosial yang dikembangkan dan dilatih oleh para siswa dalam kelas.
Ibrahim (2000: 10) mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif yang terdiri atas 6 langkah, yaitu:
1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
2) Menyajikan informasi
3) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
5) Evaluasi
6) Memberikan penghargaan
Jadi pembelajaran kooperatif sangat positif dalam menumbuhkan kebersamaan dalam belajar pada setiap siswa sekaligus menuntut kesadaran dari siswa untuk aktif dalam kelompok, karena jika ada siswa yang pasif dalam kelompok maka hal itu dapat mempengaruhi kualitas pelaksanaan pembelajaran kooperatif khususnya berkaitan dengan rendahnya kerjasama dalam kelompok.